kisah motivasi

Kisah Motivasi 


Hati Seekor Tikus
Seekor tikus merasa hidupnya seakan tertekan karena takut pada kucing. Ia lalu menemui seorang penyihir sakti untuk meminta tolong. Penyihir memenuhi keinginannya dan mengubah tikus menjadi seekor kucing. Namun setelah menjadi kucing, kini ia begitu ketakutan kepada anjing. Kembali ia menemui penyihir sakti yang kemudian mengubahnya menjadi seekor anjing. Tak lama stelah menjadi anjing, sekarang ia merasa ketakutan pada singa. Sekali lagi penyihir sakti memenuhi keinginannya dan mengubahnya menjadi seekor singa.
Apa yang terjadi? Kini ia sangat ketakutan pada pemburu. Ia mendatangi lagi sang penyihir sakti meminta agar diubah menjadi seorang pemburu. Kali ini sang penyihir sakti menolak keinginan itu sambil berkata, “Selama kau masih berhati tikus, tak peduli bagaimanapun bentukmu, kau tetaplah seekor tikus yang pengecut.” 

Biarlah yang miskin berkata, “Aku Kaya!”
Suatu hari, ayah dari suatu keluarga yang sangat sejahtera membawa anaknya bepergian ke suatu Negara yang sebagian besar penduduknya hidup dari hasil pertanian, dengan maksud untuk menunjukkan bagaimana kehidupan orang-orang yang miskin. Mereka menghabiskan waktu berhari-hari di sebuah tanah pertanian milik keluarga yang terlihat sangat miskin.
Sepulang dari perjalanan tersebut, sang ayah bertanya kepada anaknya, “Bagaimana perjalanan tadi?” “Sungguh luar biasa Pa.” “Kamu lihat kan, bagaimana kehidupan mereka yang miskin?” tanya sang ayah. “Iya, Pa,” jawabnya. “Jadi apa yang dapat kamu pelajari dari perjalanan ini?” tanya ayahnya lagi. Si anak menjawab, “Saya melihat kenyataan bahwa kita mempunyai seekor anjing, sedangkan mereka memiliki empat ekor. Kita mempunyai sebuah kolam yang panjangnya hanya sampai ke tengah-tengah taman, sedangkan mereka memiliki sungai kecil yang tak terhingga panjangnya. Kita memasang lampu taman yang dibeli dari luar negeri dan mereka memiliki bintang-bintang dilangit untuk menerangi taman mereka. Beranda rumah kita begitu lebar mencapai halaman depan dan milik mereka seluas horizon. Kita tinggal dan hidup di tanah yang sempit, sedangkan mereka mempunyai tanah sejauh mata memandang. Kita memiliki pelayan yang melayani setiap kebutuhan kita, tetapi mereka melayani diri mereka sendiri. Kita membeli makanan yang akan kita makan, tetapi mereka menanamnya sendiri. Kita  mempunyai dinding indah yang melindungi diri kita dan mereka memiliki teman-teman untuk menjaga kehidupan mereka.”
Dengan cerita tersebut, sang ayah tidak bisa berkata apa-apa. Kemudian si anak menambahkan, “Terima kasih Pa, akhirnya aku tau betapa miskinnya diri kita.” 
Terlalu sering kita melupakan apa yang kita miliki dan hanya berkonsentrasi terhadap apa yang tidak kita miliki. Kadang kekurangan yang dimiliki seseorang marupakan anugerah bagi orang lain. Semua berdasar pada perspektif setiap pribadi. Pikirkanlah apa yang akan terjadi bila kita semua bersyukur kepada Tuhan atas anugerah yang telah disediakan oleh-Nya bagi kita, daripada khawatir untuk kekurangan dan meminta lebh lagi.











Komentar

Postingan populer dari blog ini

SEJARAH PENDIDIKAN ISLAM PADA MASA KERAJAAN ISLAM SAMUDERA PASAI

BENANG MERAH ANTARA SUFISME DAN MODERN-SEKULER