Postingan

MEREKA

Dia baik, lemah lembut, tau agama, bicara random, ramah, hangat, tapi tidak sabar Dia baik, cekatan, perhatian, melindungi, simple, ga banyak gaya, cerdas, tapi bukan rumah yang dimauinya Susah memang Susah karena pertemanan kecil Karena pergaulan sempit Lingkungan terlalu stabil Orang tua yang cuek Waktu yang singkat Norma-norma yang mengikat
Dan dia bahkan bisa bermain dengan perasaannya sendiri Bagaimana bisa dia bertanggungjawab atas hati orang lain?

BENANG MERAH ANTARA SUFISME DAN MODERN-SEKULER

orang2 dahulu memandang enteng (sederhana) dalam urusan bersuci. mereka berjalan kaki diatas tanah tanpa alas kaki, tidak peduli ada bekas pijakan hewan dan lain-lain, karena mereka lebih suka shalat dengan alas kaki ketimbang membuka alas kakinya ketika shalat. itulah mengapa ada hukum “mashu ‘ala al-huffain” , yaitu ketika shalat menggunakan alas kaki, maka yang di bersihkan cukup bagian atasnya saja. ini kebiasaan yang dicontohkan ahli sufi terdahulu. (Sangat tidak masuk di akal orang modern yang sekuler maupun semi-sekuler seperti KITA saat ini.) Begitupun ketika makan, maka bekas tangannya diusapkan pada batu-batu kecil. karena dahulu belum mengenal adanya kain lap dan sapu tangan. maka mereka menyapukan tangan mereka pada tapak kaki. namun satu yang tak hilang dari mereka, yaitu kebersihan batin. (kita pun merasa heran dengan hal ini, hari ini) hingga sampailah pada suatu masa dimana adanya suatu golongan yang yang menamakan kebersihan itu adalah “berdandan”. dipergunak...

PENTINGKAH BANGKU SEKOLAH?

Kita belum mampu menampilkan corak pendidikan alternatif terhadap arus besar high learning yang dominan dalam peradaban sekuler ini. Prinsip ekonomi yang menjadikan pasar sebagai agama baru masih sedang berada diatas angin. Manusia modern sangat tunduk kepada agama baru ini. Menurut Malik Fajar, abad informasi ini sama sekali bukanlah rahmat. Di masyarakat Barat, ia telah menimbulkan sejumlah pesoalan yang tidak ada pemecahannya kecuali cara pemecahan yang tumpul. Dalam keadaan seperti ini, manusia semakin kehilangan jangkar spiritual dengan segala dampak destruktifnya pada berbagai dimensi kehidupan. Manusia modern ibarat layang-layang putus tali, tidak mengenal secara pasti dimana tempat hinggap yang seharusnya. Teknologi yang tanpa kendali moral lebih merupakan ancaman, dan ancaman ini bukan hanya terhadap satu kelas atau suatu bangsa, namun lebih merupakan terhadap semua manusia. Melihat persoalan ini, maka ada peluang bagi pendidikan Islam yang memiliki kandungan spir...
KILAS KICAUAN NETIZAN TENTANG PENDIDIKAN Kita belum mampu menampilkan corak pendidikan alternatif terhadap arus besar high learning yang dominan dalam peradaban sekuler ini. Prinsip ekonomi yang menjadikan pasar sebagai agama baru masih sedang berada diatas angin. Manusia modern sangat tunduk kepada agama baru ini. Menurut Malik Fajar, abad informasi ini sama sekali bukanlah rahmat. Di masyarakat Barat, ia telah menimbulkan sejumlah pesoalan yang tidak ada pemecahannya kecuali cara pemecahan yang tumpul. Dalam keadaan seperti ini, manusia semakin kehilangan jangkar spiritual dengan segala dampak destruktifnya pada berbagai dimensi kehidupan. Manusia modern ibarat layang-layang putus tali, tidak mengenal secara pasti dimana tempat hinggap yang seharusnya. Teknologi yang tanpa kendali moral lebih merupakan ancaman, dan ancaman ini bukan hanya terhadap satu kelas atau suatu bangsa, namun lebih merupakan terhadap semua manusia. Melihat persoalan ini, maka ada peluang bagi pendidi...
Indonesia Demographic Bonus to Commemorate Industry 4.0 Sebelum menelaah bacaan ini, alangkah baiknya jika kita membahas pengertian tiap kata yang tertera pada judul, yakni “Bonus Demografi Indonesia Untuk Menyongsong Industri 4.0.” Bonus demografi adalah bonus atau peluang ( window of opportunity ) yang dinikmati suatu negara sebagai akibat dari besarnya proporsi penduduk produktif (rentang usia 15-64 tahun ) dalam evolusi kependudukan yang dialaminya. Bonus demografi merupakan suatu fenomena dimana struktur penduduk sangat menguntungkan dari sisi pembangunan karena jumlah penduduk usia produktif sangat besar, sedang proporsi usia muda sudah semakin kecil dan proporsi usia lanjut belum banyak. Namanya juga BONUS, jadi harus benar-benar dapat dimanfaatkan bagi siapa saja yang berpeluang mendapatkannya. Karena bonus demografi ini dapat menjadi Agent of Change atau istilah lainnya adalah Engine of Growth, khususnya bagi peningkatan perekonomian Indonesia. Menurut guru besar ...
IBUK, apa kabarmu? ibu, tahukah engkau? banyak perempuan diluar sana yang membuatku iri. akan kecantikannya, hartanya, nasib keberuntungannya, sampai ketenarannya. tapi aku selalu ingat akanmu. yang betapa cueknya dirimu saat orang lain berdandan memakai bedak mahal dan seperangkat perhiasan lengkap melekat di tubuhnya. kau tak butuh semua itu. karena kau yakin di akhiratlah jatahmu. tapi bu, mampukah aku sepertimu yang begitu? ibu, aku tau kau bukan bidadari. namun, apa kau tau? bahkan bidadari di surga sana cemburu padamu. maka, ajari kau memiliki pribadi sepertimu